Hari ini, Rabu (28/2) di Kantor P3E Jawa berlangsung “Sosialisasi Metode Perhitungan dan Proyeksi Target IKLH”. Kegiatan diselenggarakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Setditjen PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Acara yang digelar secara hybrid ini dihadiri DLH Kabupaten dan Kota di DI Yogyakarta dan diikuti secara daring oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi/Kabupaten/Kota Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Provinsi Jawa Timur.
Acara dibuka oleh Direktur PPA, (Dra. CH. Nety Widayati, MT), beliau mengungkapkan bahwa Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Nasional pada tahun 2023 mencapai angka 72,54, nilai ini mengalami kenaikan sebesar 0,12 poin dari tahun sebelumnya. ” Indeks respon Provinsi yang juga menunjukkan peningkatan positif,” ungkap Nety Widayati. Meskipun terjadi peningkatan pada IKLH secara keseluruhan, Nety juga menyoroti adanya tren penurunan pada beberapa komponen seperti Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Lahan (IKL). Hal ini menandakan masih adanya tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan.
Sementara itu, Kepala Bidang Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion(Sumartinah, SH. M.Hum) mewakili Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa (P3EJ) menyampaikan overview hasil IKLH di Ekoregion Jawa yang secara umum menunjukkan tren positif. Namun, ia juga menyoroti beberapa faktor teknis yang menjadi penghambat, seperti daerah yang tidak melakukan pemantauan secara akurat, metode pemantauan yang tidak sesuai, hingga kesalahan dalam input data. Untuk itu, ia mendorong Pemerintah Daerah yang masih mendapatkan nilai IKLH di bawah kategori baik untuk berupaya meningkatkan statusnya di tahun 2024.