Yogyakarta, Hari ini 4 Februari 2025, dunia memperingati Hari Internasional Persaudaraan Manusia, sebuah momen penting untuk menegaskan bahwa solidaritas global adalah kunci menghadapi tantangan besar yang mengancam kehidupan di bumi. Persaudaraan manusia bukan hanya tentang hubungan antar individu, tetapi juga tentang bagaimana kita bekerja sama dalam mengatasi masalah lingkungan.
Saat ini, dunia dihadapkan pada Triple Planetary Crisis—tiga tantangan lingkungan yang saling berkaitan dan berdampak besar bagi kehidupan di bumi. Ketiga tantangan tersebut pertama, perubahan iklim. Meningkatnya suhu global menyebabkan cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, serta meningkatnya frekuensi bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Kedua, hilangnya keanekaragaman hayati. Deforestasi, perburuan liar, dan perusakan habitat menyebabkan kepunahan banyak spesies yang berdampak pada keseimbangan ekosistem.
Ketiga, polusi dan penumpukan limbah. Pencemaran udara, air, dan tanah akibat limbah industri, sampah plastik, serta penggunaan bahan kimia berbahaya mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.
Krisis ini tidak bisa diselesaikan oleh satu negara atau kelompok saja. Diperlukan kerja sama global untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan tema Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2025 yang mengusung tema, Kolaborasi untuk Indonesia Bersih.
Persaudaraan Global
Konsep persaudaraan manusia menekankan pentingnya solidaritas, kerja sama, dan kepedulian terhadap sesama serta lingkungan. Dengan bersatu, kita bisa berbagi teknologi ramah lingkungan, mendukung kebijakan hijau, serta menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Di berbagai belahan dunia, sudah banyak gerakan yang mencerminkan semangat persaudaraan global dalam menjaga lingkungan. Misalnya, negara-negara mulai beralih ke energi terbarukan, komunitas lokal menggalakkan program restorasi hutan, dan individu semakin sadar untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Namun, perjuangan ini belum selesai. Setiap orang, baik individu, komunitas, maupun pemerintah, harus terus berkontribusi dalam aksi nyata untuk menjaga bumi. Kita harus sadar bahwa Bumi adalah rumah bersama, dan melindunginya adalah tanggung jawab kita semua.
Peringatan Hari Persaudaraan Manusia ini menjadi momentum untuk mengingatkan bahwa kita hanya bisa menghadapi krisis lingkungan dengan kebersamaan dan semangat gotong royong global.
Dengan persatuan dan aksi nyata, kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih hijau, lebih adil, dan lebih lestari untuk generasi mendatang. (dari berbagai Sumber)
*Tim Humas Pusdal LH Jawa